Pada tanggal 27 Januari hingga 1 Februari yang lalu saya mendapat kesempatan yang luar biasa yaitu bisa melakukan kegiatan sebagai volunteer di Titian Foundation di Bayat dan bertemu serta bekerja dengan orang-orang yang hebat, positif dan ramah. Pertama kali sampai di Titian, saya disambut dengan hangat dan penuh senyum. Saya senang dapat bertemu dengan Mbak Nurul, salah satu staff yang sudah membantu dan menemani saya selama berkegiatan di Titian.
Bayat sendiri adalah tempat yang sangat spesial. Berlokasi hanya satu jam jauhnya dari hiruk pikuk kota Jogja, dengan pemandangan indah, penuh dengan tanaman yang subur dan bisa bersepeda menelusuri desa-desa hingga ke bukit dengan pemandangan yang mempesona. Titian terletak di diantara keindahan ini dengan lingkungan yang bersih dan penuh warna, sehingga menjadikan Titian tidak hanya sebagai lingkungan belajar tapi juga tempat mengajar yang sangat menyenangkan dan hidup. Melihat anak-anak dari desa sekitar datang setiap hari untuk membaca, bermain, mewarnai, membuat origami atau mengikuti kelas komputer merupakan hal yang sangat menyenangkan.
Penulis Rita Mae Brown pernah berkata, “Bahasa merupakan peta suatu budaya. Bahasa bisa mengungkapkan dari mana asal seseorang dan ke mana ia pergi.” Kutipan tersebut senada dengan minat dan dedikasi anak-anak dalam mempelajari ketrampilan baru, terutama Bahasa Inggris. Mereka sangat bersemangat datang ke Titian untuk belajar. Saya sangat bersyukur bisa berkesempatan untuk berinteraksi dan mengajarkan Bahasa Inggris kepada mereka dengan bantuan dan dampingan dari Mbak Nurul. Melihat kemajuan mereka di penghujung hari adalah suatu kebanggaan. Kesempatan istimewa lainnya dapat bertemu dengan alumni beasiswa Titian dan dapat berbagi serta menyemangati mereka untuk belajar di luar negeri, mengajarkan menulis esai dan surat motivasi. Dapat menyaksikan bagaimana Titian mendampingi dan memotivasi para siswa untuk kuliah di perguruan tinggi sungguh sangat mengharukan.
Tidak hanya bahagia dalam membantu Titian, saya juga bisa belajar mengenai kebudayaan Indonesia dari mereka, tidak hanya dengan mempraktekkan Bahasa Indonesia dengan penduduk lokal, para staf dan anak-anak, tetapi juga belajar membuat batik kayu, pergi ke pasar pada pagi hari untuk membeli buah dan tempe yang kemudian saya jadikan ajang untuk belajar memasak makanan Indonesia (Tempe goreng- makanan favorit saya).
Teruntuk Titian Foundation, terima kasih sudah membuat saya sangat bahagia. Terima kasih untuk semua yang telah membantu saya dan untuk kesempatan yang sangat luar biasa ini. Pengalaman ini begitu membuka mata hati dan menjadi kenangan seumur hidup yang tidak akan saya lupakan. Saya berharap bisa segera kembali ke sini.