Bermula tiga bulan yang lalu ketika seleksi untuk kelas menjahit diadakan di CLC Titian Tangerang Selatan (CLC Tangsel). Penyaringan ini untuk menilai komitmen mereka mengikuti kursus dua jam per minggu. Lima belas wanita lolos seleksi dan mulai belajar menjahit setiap hari Rabu.
Ibu Wiwin, orangtua dari Sahrul, Generasi 1 Program Beasiswa, yang juga seorang penjahit menawarkan diri menjadi pengajar.
Semua wanita tampaknya menginjak pedal gas sejak saat itu.
Tiga bulan kemudian, kelas jahit ini sekarang dapat membuat pouch kosmetik dengan kain perca, celana pendek dan kerudung. Dalam waktu yang singkat, kebersamaan dan ikatan yang dibina melalui sesi menjahit ini membuat mereka berani dan percaya diri. Bagaimana bisa? Mereka mengangkat ketua kelompok dan menetapkan aturan. Mereka melakukan evaluasi di akhir sesi, menilai tidak hanya kemajuan keterampilan menjahit, tetapi juga perkembangan individu, apakah setiap anggota sudah menjalankan sikap tanggung jawab, komitmen, percaya diri dan kerjasama tim. Kontribusi uang kas juga dilakukan untuk membeli kain dan keperluan kelompok lainnya.
Kelas Jahit ini memberikan nuansa lain dari aktivitas rutin sebagai ibu rumah tangga sembari menambah pundi keuangan keluarga. Ketika harkat perempuan ditingkatkan, dampaknya akan dirasakan oleh keluarga mereka masing-masing.
Sama halnya Titian mendorong penerima beasiswa untuk bermimpi besar, para wanita ini juga bermimpi besar. Mereka bermimpi bisa memproduksi bermacam produk dengan scala konveksi dan berharap akan ada pelatihan di masa depan yang bisa mendukung aspirasi mereka. (NF)