Ketika gempa dahsyat menerpa Lombok di tahun 2018, Ibu Lily Kasoem, Pendiri dan CEO Titian Foundation (Titian) seketika pergi untuk melihat sendiri kehancuran yang diakibatkannya, dan meninjau bantuan yang Titian bisa berikan. Bencana ini membawa kembali kenangan tentang gempa bumi Yogyakarta pada tahun 2006 yang kemudian mencetuskan berdirinya Titian.
Meskipun misi Titian tidak mencakup aksi tanggap darurat, namun Titian tetap menyalurkan bantuan, seperti makanan, pakaian, buku dan mainan anak-anak dan juga peralatan dapur umum. Peran Titian menjadi lebih penting di masa ketika semua penanganan bencana telah selesai dan orang-orang ingin bangkit kembali dan memulihkan kehidupan mereka. Titian melihat ada dua desa yang sangat membutuhkan bantuan ini: Desa Pemenang di Lombok Utara dan Rembitan di Lombok Tengah.
Beberapa tahun sebelum gempa, Presiden Jokowi telah menerbitkan Perpres No. 131/2015 tentang Penetapan Daerah Tertinggal. Di antara 122 kabupaten yang diidentifikasi sebagai daerah tertinggal di seluruh Indonesia, dua di antaranya adalah Lombok Utara dan Lombok Tengah. Jadi, dua daerah yang sebelumnya sudah sangat tertinggal, tertimpa penderitaan yang lebih besar lagi dibandingkan dengan daerah lain.
Di Lombok, fokus utama Titian adalah pendidikan untuk generasi muda yang mumpuni namun tidak mampu. Pengalaman Titian menunjukkan bahwa pendidikan bagi orang dewasa adalah vital untuk menciptakan masyarakat yang mandiri. Itu sebabnya kami juga menyediakan sarana bagi masyarakat untuk memperbaiki lingkungan dan standar hidup melalui pendidikan dengan pelatihan dan lokakarya. Dasar kesuksesan suatu program adalah perubahan pola pikir. Ambil contoh tingginya tingkat pernikahan anak di Lombok (31% anak perempuan usia 19-24 tahun telah menikah sebelum menginjak 18 tahun). Ketika anak perempuan ini melihat masa depan melalui pendidikan, kebanyakan akan mengejar karier terlebih dahulu. Jadi, pencapaian yang paling berharga adalah perubahan pola pikir pada anak-anak muda yang kami bantu. Mereka berubah dari yang hanya menerima nasib miskin menjadi orang yang bermimpi besar dan dengan pendampingan kami, mereka memiliki keterampilan yang diperlukan untuk mencapai impian itu.
Berikut adalah kegiatan yang dijalankan Titian di Lombok.
Sentra Pembelajaran Komunitas kami di Pemenang menitikberatkan kegiatan untuk anak-anak agar tercipta minat belajar di antara anak-anak setempat dan juga memberdayakan masyarakat sekitar untuk mengembangkan produk organik. CLC ini menempati salah satu sisi bangunan dari sebuah sekolah menengah pertama di Pemenang.
Kami telah membangun sebuah CLC baru di Rembitan. Sebelumnya, Titian sudah melakukan kegiatan di desa ini dengan memberikan pembelajaran mengenai cara menenun corak tradisional dengan teknik khusus yang sudah digunakan secara turun temurun. CLC ini pun digunakan untuk kegiatan para beswan Titian. Kelas literasi, kelas komputer, pendampingan remaja, PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat) dan juga kelas bahasa kini telah dijalankan, begitu pula dengan kelas pembelajaran mengenai menenun dan menjahit. Banyak dari program ini disponsori oleh Soroptimist International of Jakarta.
Program Beasiswa Titian ditawarkan dari CLC kami di Pemenang. Akses ke pendidikan di Lombok masih tertinggal jika dibandingkan dengan Pulau Jawa dan program ini amat diminati oleh masyarakat. Program Beasiswa di Lombok menerapkan kegiatan pendampingan yang sama dengan lokasi lainnya, yaitu sesi konseling rutin dan kegiatan peningkatan kapasitas, Bahasa Inggris dan proyek sosial.
Titian sedang melakukan penjajakan dengan kementerian pendidikan untuk menjalankan program Peningkatan Kualitas Guru di Lombok. Penilaian akan kebutuhan juga telah dilakukan dan mendapat respon positif, baik dari kepala sekolah maupun guru. Mereka sangat semangat dengan adanya kesempatan untuk mendapatkan keterampilan baru dalam meningkatkan metode pengajaran. Sebagai tujuan wisata nomor dua setelah Bali, anak-anak setempat menyepelekan pendidikan karena mendapatkan uang lebih menarik dan dibutuhkan bagi anak setempat dan guru seringkali tidak punya pilihan selain berkompromi dengan keadaan. Metode pengajaran yang lebih baik akan membantu mempertahankan perhatian murid di kelas dan juga memberikan penggambaran akan kekuatan pembelajaran sebagai sumber penghasilan.
Jika Anda ingin mendukung kegiatan kami, klik di sini dan lihat bagaimana Anda dapat membantu.