Pada tanggal 5 Agustus 2018, Lombok dilanda gempa bumi dahsyat berkekuatan 7,0 SR. Kegiatan sekolah dan lainnya terhenti dalam waktu yang cukup lama. Banyak orang kehilangan mata pencaharian, dan ribuan orang berkumpul di kamp pengungsian.
Setelah turun ke lokasi yang terdampak untuk memberikan bantuan, berinteraksi, dan juga menjalin koneksi dengan masyarakat sekitar, Titian Foundation melihat adanya kesempatan untuk memberdayakan warga di Dusun Teluk Kombal, Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Lombok Utara. Pada saat itu, pendiri Titian Foundation, Lily Kasoem, mengumumkan bahwa Titian berkeinginan untuk membantu menggerakkan masyarakat melalui pemulihan pasca-gempa dengan mengimplementasikan Program Beasiswa dan inisiatif Pengembangan Masyarakat. Ini menandai salah satu tonggak awal Titian Foundation dalam memberdayakan masyarakat Lombok.*
Lalu, bersama dengan masyarakat lokal, kami melihat sebuah peluang: Lombok Utara dianugerahi sumber daya alam yang melimpah, salah satunya adalah kelapa. Memanfaatkan sumber daya yang kaya ini, kami mendampingi sekelompok perempuan yang sebagian besar ibu rumah tangga dan remaja, melatih diri mereka untuk menjalankan produksi Minyak Kelapa Murni (VCO) dan minyak goreng kelapa, yang keduanya menggunakan kelapa dan air sebagai bahan baku. Dari pelatihan ini, terbentuklah sebuah badan usaha bernama ‘Berkah Kelapa’, dengan Minyak Kelapa Murni (VCO) dan minyak goreng kelapa sebagai produk utamanya. Mereka memilih ‘Kane’ sebagai nama mereknya. Mengapa?
Dalam bahasa Sasak di Lombok Utara (ya, Lombok memiliki bahasa dan dialek yang cukup berbeda di setiap wilayahnya!), ‘Kane’ berarti ‘santan perasan pertama’ dan juga berarti ‘sekarang.’ Ini mencerminkan fakta bahwa produk tersebut terbuat dari santan murni yang difermentasi dan selalu segar, sehingga menjamin kualitas tinggi dan manfaat kesehatan yang banyak.
Meskipun peralatan produksi masih sederhana, hanya dengan satu mesin parut kelapa, kelompok kecil ini terus melakukan produksi. Produksi VCO dan Minyak Goreng Kelapa terus berlanjut, meskipun prosesnya masih tradisional. Namun, dedikasi dan semangat untuk membuat usaha ini berhasil telah mulai membuahkan hasil. Selama dua tahun terakhir, mereka bertahan dalam produksi dan belajar untuk memperluas jaringan pemasaran mereka.
Melihat kemajuan kelompok tersebut, Titian secara bertahap mengurangi bantuannya agar mereka dapat berdiri sendiri. Kini, kelompok tersebut telah dinilai cukup mandiri untuk terus berkembang secara independen, meskipun pemantauan tetap dilakukan oleh Titian untuk memastikan kelangsungan produksi dan usaha. Beberapa upaya untuk memperluas pasar yang dilakukan adalah menghadiri pelatihan atau seminar serta bergabung dengan komunitas UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah), mulai dari tingkat desa hingga nasional. Dua komunitas penting yang berperan besar dalam kesuksesan mereka adalah Komunitas Sahabat UMKM NTB dan MAPORINA (Masyarakat Petani Organik Indonesia).
Melalui dua komunitas tersebut, kelompok sederhana ini cukup dikenal sebagai produsen VCO dan minyak goreng kelapa. Produk mereka telah dikirim ke Jakarta, Sumatra, Jawa, dan sampelnya pernah dikirim ke Swiss dan Dubai. Saat ini, kelompok ini memiliki beberapa pelanggan tetap, terutama di Lombok Utara dan Mataram, dan juga telah memasok produk untuk program pemerintah dalam beberapa kesempatan.
Berkaca dari kemajuan positif ini, Titian telah memulai pembentukan kelompok baru di Dusun Sumur Mual, di mana Sentra Pembelajaran Masyarakat Titian kini berada. Kelompok ini dibentuk untuk menjadi mitra usaha Berkah Kelapa dalam memenuhi pesanan dari beberapa pelanggan. Kelompok baru ini, yang dinamakan KWT Sumur Mual (Kelompok Wanita Tani Sumur Mual), bertujuan untuk menciptakan peluang ekonomi yang setara melalui produksi VCO dan minyak goreng kelapa.
Berkah Kelapa masih menggunakan peralatan yang sederhana dan tradisional, yang memengaruhi kapasitas produksi, terutama untuk minyak goreng kelapa. Akibatnya, mereka terkadang harus mengambil produk dari usaha kecil lainnya di daerah lain. Oleh karena itu, jika produksi dapat dikembangkan di desa yang sama dengan dukungan serupa, hal ini akan sangat membantu perekonomian lokal dan memudahkan pengendalian kualitas produk. Sementara ini, kelompok KWT Sumur Mual masih dalam proses pembentukan dan evaluasi, dan nantinya diharapkan kedua kelompok ini bisa bekerja sama dengan baik.
Lombok Utara merupakan salah satu kabupaten termuda di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Baru pada tahun ini (2024) Lombok Utara keluar dari status Daerah Tertinggal. Perjalanannya masih panjang dan penuh tantangan, namun dengan usaha tanpa henti dan inisiatif yang digerakkan oleh masyarakat lokal, Lombok Utara siap bangkit dan pada akhirnya membawa kesejahteraan yang berkelanjutan bagi semua yang berpartisipasi di dalamnya.
*Banyak dari program Pemberdayaan Masyarakat Titian di Lombok yang juga didukung oleh Soroptimist International of Jakarta (SIJ).
Bacaan lebih lanjut: KLU Keluar dari Status Daerah Tertinggal