Berita

Mengukir Masa Depan yang Lebih Baik

Ketika seorang anak lahir, banyak sekali komponen-komponen eksternal, yang akan mempengaruhi terbentuknya ia sebagai seorang manusia, termasuk pengaruh dan informasi yang ia dapatkan di lingkungan luar. Komponen eksternal ini akan mempengaruhi karakter manusia untuk menghadapi dan menanggapi berbagai peristiwa yang terjadi pada dirinya. Kata ‘karakter’ berasal dari sebuah kata dari Bahasa Yunani, ‘charassein’, yang berarti ‘mengasah, memotong, atau mengukir’ dan pada akhirnya mengalami perluasan makna dan ejaan, menjadi kata ‘charakter’ yang berarti ‘penanda yang khas’. Hal ini seolah menunjukkan bahwa karakter merupakan sesuatu yang ‘diukir’—memang butuh adanya pendorong eksternal untuk memungkinkan hal tersebut untuk terjadi.

Di Titian, kami mengambil peran untuk ‘mengukir’ karakter para penerima manfaat kami khususnya para beswan Titian—lebih tepatnya membantu mereka untuk mendapatkan dukungan atas penguatan karakter. Hal ini merupakan poin yang Titian upayakan untuk mengisi ruang di dalam jiwa-jiwa muda yang selayaknya dipenuhi di dalam diri seorang remaja untuk bisa menjalankan hidup secara lebih cermat dan juga tangguh. Di sekolah, para beswan Titian mengisi wawasan dan kebutuhan akademik maupun vokasional mereka. Namun, di Titian, kami berperan untuk membantu menguatkan karakter mereka agar semakin percaya diri dalam menjalani kehidupan di masa depan kelak—percaya diri dalam mengambil keputusan, menentukan arah, berpikir kritis, dan bisa menata diri sendiri. Dengan memberikan gambaran awal mengenai bagaimana dunia bekerja dan bagaimana cara mereka untuk menyikapinya, para beswan dapat mengelola semua pembelajaran yang kami berikan dan pada akhirnya berkesimpulan bahwa mimpi sangatlah memungkinkan untuk mereka raih, tentunya jika mereka memiliki karakter yang kuat.

Prosesnya tidak bisa dibilang mudah. Kemampuan remaja untuk berbaur dan bekerja sama untuk berkembang tentunya berbeda-beda. Bagi fasilitator Titian, memotivasi seorang remaja remaja untuk ikut berpartisipasi sepenuhnya dalam setiap kegiatan merupakan tantangan yang mereka harus atasi dengan penuh ketelitian. Tidak seperti ilmu eksakta yang memiliki kalkulasi tetap dan akurasi yang tinggi, penguatan karakter adalah hal yang lebih kompleks. Usaha ini merupakan suatu hal yang membutuhkan sejumlah kesadaran, ilmu, dan berbagai daya upaya lainnya, termasuk hal-hal ‘tak tertulis’ yang tercampur menjadi satu: intuisi, nalar, dan energi.

Tentu, ada banyak resistensi yang terjadi pada beberapa remaja, seperti penundaan penyelesaian tugas. Mengingat masa remaja merupakan masa di mana konsep mengenai berbagai tindakan dalam kehidupan beserta dengan segala konsekuensinya masih abstrak dan belum sepenuhnya dipahami oleh seorang remaja, justru titik ini vital: bentuk-bentuk resistensi yang dialami oleh mereka menjadi jalan bagi fasilitator Titian untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai dampak dari tindakan yang diambil oleh remaja tersebut. Dengan mengalami berbagai ‘trial and error’, seorang remaja memiliki kesempatan besar untuk belajar sehingga ia dapat membentuk dan menguatkan karakter yang terdapat di dalam dirinya.

Salah satu kegiatan pendukung penguatan karakter yang terdapat di Program Beasiswa Titian adalah kegiatan Outing di mana para beswan bersama-sama berkegiatan di alam terbuka. Berada di alam membuat para beswan yang terlibat menjadi lebih rileks dan terbuka satu sama lain sehingga kemampuan mereka untuk bekerja sama dan saling mengenal menjadi lebih baik. Kegiatan Outing Titian dibentuk untuk ‘membidik’ berbagai macam poin yang mengarah pada peningkatan karakter—kerja sama, komunikasi, penyelesaian masalah, perencanaan, dan juga kebersamaan—hal-hal yang sungguh esensial untuk dilatih sejak usia muda. Tentu, kegiatan ini melibatkan pengikatan emosi yang kuat dan juga berbagai tantangan bagi mereka untuk pecahkan bersama.

“Apakah karakter saya sudah mampu membawa saya menuju impian saya? Apakah ada karakter saya yang ternyata kurang baik, sehingga menghambat saya menuju masa depan yang cerah?” Pertanyaan-pertanyaan ini terbersit di pikiran Aura, seorang penerima beasiswa Titian Pemenang Lombok Generasi ke-4. Kegiatan Outing Titian membawa Aura, juga teman-temannya di Generasi 4 Pemenang Titian Lombok, pada suatu kesadaran di mana mereka menumbuhkan keberanian untuk mengevaluasi dirinya sendiri—mulai bertanya mengenai kondisi perkembangan diri sendiri saat ini, atau melakukan introspeksi maupun refleksi—sebuah hal fundamental yang Titian sasar. Begitu juga dengan Dea (Generasi 4) yang mengungkapkan sebuah kesadaran empiris baru setelah kegiatan Outing berlangsung, “Ternyata, kerja sama cukup penting bagi saya, bagaimana saya berinteraksi dengan orang lain yang memiliki tujuan yang sama itu merupakan hal yang akan kita hadapi di masa depan nanti. Saya percaya, kita adalah mahluk sosial yang tidak akan bisa hidup tanpa bantuan orang lain.”

Kegiatan Outing yang dilangsungkan di kawasan Otak Kokok Joben, Lombok Timur yang indah ini menjadi kenangan penuh kesan bagi mereka. Kenangan yang bisa mengingatkan mereka atas canda tawa, kebersamaan, juga mengukir memori untuk mereka selalu mengingat pentingnya mengembangkan diri. Aulia (Generasi 4) yang juga mengikuti kegiatan ini berkata, “Terima kasih atas pengalaman hidup yang tidak bisa kami dapatkan di sekolah, pengalaman yang sangat memberikan makna luar biasa dalam hidup saya.”