Berjarak ribuan mil jauhnya dari Indonesia, para siswa di Thomas’s Battersea Preparatory School (Sekolah Persiapan Thomas’s Battersea) di London telah mengarungi eksplorasi yang menakjubkan selama seminggu penuh yang berpusat pada tema ‘Beautiful Batik’ (‘Batik Cantik’). Batik, sebuah bentuk seni tradisional yang berasal dari Indonesia, memiliki sejarah yang kaya akan warna yang bermula lebih dari satu milenium yang lalu. Kata ‘batik’ berasal dari kata Jawa ‘amba,’ yang berarti menulis, dan ‘titik,’ mencerminkan teknik pewarnaan dengan lilin yang cukup rumit.
Selama berabad-abad lamanya, kerajinan tradisional ini menyebar di seluruh kepulauan Indonesia, berkembang menghasilkan motif regional beragam yang dipengaruhi oleh adat istiadat, kepercayaan, dan cerita rakyat setempat. Berbagai motif dan warna cerah dari batik pun berfungsi sebagai sarana warisan budaya yang menyimpan banyak cerita. Batik terus berkembang sebagai bentuk seni yang dirayakan, menghubungkan masa lalu dengan masa kini, menginspirasi seniman di seluruh dunia.
Di Bayat, Klaten, ada banyak pengrajin batik, tetapi seiring waktu, minat terhadap batik menurun. Namun, beberapa anak muda/alumni Titian Foundation yang mengejar karier di bidang batik terus berdedikasi untuk menjaga warisan budaya mereka. Para seniman batik ini, berikut dengan karya mereka, menginspirasi proyek yang dijalankan oleh Thomas’s Battersea Preparatory School.
Perjalanan pembelajaran ini disesuaikan dengan tahap perkembangan para siswa, dibagi menjadi bagian Sekolah Dasar, Menengah, dan Atas. Di Sekolah Dasar, para pembelajar muda mengeksplorasi pola yang terinspirasi dari batik menggunakan pastel minyak pada kertas cat air, yang berujung pada pembuatan pembatas buku yang dipersonalisasi. Sementara itu, mereka bekerja sama pada instalasi ikan berpola warna-warni yang tersusun rapi, menunjukkan kerja tim dan kreativitas mereka. Siswa Sekolah Menengah menjelajahi lebih dalam teknik batik, bereksperimen dengan gutta pada tas kain untuk mendesain pola unik. Upaya kolaboratif mereka menghasilkan karya yang mencolok pada kanvas, melambangkan kesatuan di tengah keberagaman.
Untuk siswa Menengah Atas berfokus pada aplikasi praktis saat mereka mendesain tempat pensil yang dipersonalisasi menggunakan gutta. Selain itu, mereka merangkul metode batik tradisional, menggunakan lilin dan canting pada potongan sutra, yang kemudian diwarnai dan dipajang sebagai instalasi gantung. Melalui kegiatan individu dan kolaboratif, siswa tidak hanya mengasah keterampilan seni mereka tetapi juga membudayakan kerja tim, kreativitas, dan apresiasi budaya. “Beautiful Batik” melayani sebagai dedikasi sekolah untuk memberikan pengalaman belajar yang kaya dan beragam yang menciptakan pertumbuhan individu dan juga koherensi komunitas.
Merupakan sebuah kehormatan bagi Titian untuk memiliki kesempatan untuk berbagi pengetahuan tentang budaya batik kepada siswa Thomas’s Battersea melalui berbagai pencapaian/karya alumni Titian. Sungguh membanggakan melihat nama-nama alumni Titian yang terpampang di sebuah instalasi seni: Anitasari (Gen 2), Rekna Indri (Gen 5), Rizky (Gen 6), Andi (Gen 3), Hesti (Gen 4), Putri Danis (Gen 2), dan Suryanti (Gen 2).
Kami pun bersyukur atas kesempatan untuk mewawancarai sosok yang memegang peran kunci dalam membentuk visi kreatif dan menghidupkan instalasi ini: guru seni Thomas’s Battersea Preparatory School, Ella Kate Harrison.
Hai, Ella! Apa instalasi seni ini memiliki tujuan utama selain untuk mengasah kreativitas siswa?
Ella: Sangat menggembirakan bagi para siswa untuk mencoba keterampilan baru dan mempelajari batik; mereka senang bekerja secara kreatif. Namun, untuk memastikan pemahaman yang lebih mendalam, kami juga mempelajari konteks lebih luas tentang batik. Para siswa yang lebih muda mendengarkan buku cerita tentang bagaimana batik diwariskan secara turun temurun. Siswa yang lebih tua menjelajahi hubungan perdagangan batik dan bagaimana batik telah mengilhami tekstil di seluruh dunia. Kami juga mengadakan sesi di mana para siswa melakukan penelitian tentang kehidupan di Indonesia. Penting untuk berbagi pengetahuan kepada generasi muda untuk membantu menjaga keberlangsungan bentuk seni yang indah ini. Tujuan utama proyek ini adalah untuk belajar dari budaya lain dan mengambil pelajaran dari komunitas di luar komunitas kita sendiri. Melihat ke luar sebagai seorang seniman muda sangat penting untuk memungkinkan adanya perkembangan empati, pemahaman yang lebih menyeluruh tentang dunia, dan juga untuk menghargai karya orang lain. Batik adalah kerajinan indah yang penting bagi budaya Indonesia. Merupakan hal yang baik untuk mengagumi berbagai karya seni di dunia yang penuh teknologi nan sibuk ini. Sangat penting juga bagi para siswa untuk memahami betapa pentingnya melestarikan warisan budaya. Penting bagi para siswa untuk memahami bagaimana seni dapat mendukung orang dalam kehidupan mereka dan bahwa kita dapat menciptakan karir dari hal itu. Penting bagi siswa kami untuk memahami bagaimana para siswa di Bayat mempelajari batik di sekolah kejuruan di Bayat, memungkinkan para siswa di Bayat tersebut untuk mendapatkan pendidikan lanjutan dan juga karier yang mungkin saja tidak mungkin didapatkan tanpa adanya dukungan dari Titian Foundation.
Bagaimana perasaan para siswa tentang kegiatan ini? Apa yang mereka dapatkan dan apakah ada momen unik selama acara ini?
Ella: Dari anak paling muda hingga yang paling tua, semua mencobanya. Ini benar-benar menyatukan semua orang yang terlibat, sebuah pengalaman belajar baru bagi semuanya. Mereka sangat menikmati elemen praktisnya dan terdapat semangat yang begitu nyata selama minggu tersebut. Para siswa benar-benar kagum dengan keahlian para anak muda di Bayat! Mereka mengalami momen yang fantastis dan mereka juga menyadari akan nilai-nilai sekolah kami, yaitu “pemberi bukan penerima.” Mereka menunjukkan bahwa mereka merasa beruntung berada di lingkungan sekolah mereka dan sangat memikirkan tentang para anak muda di Indonesia. Sebuah momen indah terjadi selama “Batik Drop-in Workshop”, ketika seorang anak membawa kakek dan nenek mereka untuk ikut mencoba. Melihat pengetahuan dibagi melintasi tiga generasi adalah sesuatu yang benar-benar istimewa.
Apa pendapat Anda tentang proses atau hasil instalasi seni ini, terutama dari perspektif Anda sebagai guru seni?
Ella: Saat saya merenungkan proyek ini, saya paling senangi adalah rasa kebersamaan di dalam komunitas yang bisa diciptakan melalui praktik seni. Melihat seorang siswa di tahun ketiganya yang berbagi pengetahuan dan keahliannya dengan seorang orangtua atau kakek neneknya, pastinya menunjukkan kekuatan seni. Mempelajari keterampilan baru adalah sebuah privilese dan menghabiskan waktu untuk melatih dan membagikan keterampilan tersebut membangun komunitas pada tingkat yang lebih dalam. Membuat seni tidak hanya baik untuk jiwa tetapi juga memberikan kebebasan kepada orang; baik itu kebebasan dari stres harian kehidupan atau kebebasan finansial yang meningkat. Saya merasa masih banyak yang bisa kita lakukan untuk mendukung karya Titian dan dengan demikian mendukung para anak muda di dalamnya. Siapa yang tahu langkah selanjutnya akan seperti apa? Saya merasa sangat berterima kasih kepada Titian Foundation atas kebaikan mereka dengan memberi kami sumber daya untuk membuat proyek ini terjadi. Saya berharap kita bisa bekerja sama lagi di masa depan. Sebagai seorang seniman serta pendidik, saya sudah sangat bersemangat untuk menggunakan teknik batik juga untuk praktik saya sendiri.