Berita

Menjadi Seorang Pemimpin

Demokratis? Laissez-faire? Atau mungkin transformasional? Sebelum kita menentukan gaya kepemimpinan kita, tentunya kita perlu untuk memahami dasar-dasar kepemimpinan dan juga memahami esensi dari kepemimpinan itu sendiri. Kepemimpinan merupakan salah satu skill penting yang harus dimiliki oleh setiap orang, termasuk remaja. Bukan hanya kemampuan dalam memimpin diri sendiri, namun juga mampu untuk memimpin orang lain guna mencapai tujuan personal maupun tujuan kelompoknya. Maka dari itu, Titian Foundation Bayat dalam kegiatan Sunday Gathering (SG) bersama Titianers Generasi 14 mengusung tema leadership atau kepemimpinan. Kegiatan ini diikuti oleh 44 beswan pada hari Minggu, 13 November 2022 di SMK Negeri 1 ROTA Bayat, Klaten.

Kegiatan SG ini diselenggarakan oleh Titian Foundation bersama dengan Ikatifo, ikatan alumi Titian. Kegiatan diawali dengan pembukaan oleh MC di gedung serba guna, dilanjutkan dengan doa, pembuatan janji hati dan review action plan, kemudian dilanjutkan dengan ice breaking guna meningkatkan konsentrasi para peserta. Selanjutnya, setiap kelompok menuju pos masing-masing untuk memainkan games yang sudah disiapkan oleh panitia. Di pos 1, peserta akan bermain games blind shape. Dalam permainan ini, setiap kelompok diberikan tantangan untuk membuat bentuk persegi menggunakan tali webbing dengan mata tertutup slayer, kecuali ketua yang memberikan instruksi. Permainan ini bertujuan untuk membangun kerja sama dalam kelompok, khususnya antara pemimpin dan anggotanya, guna mencapai tujuan bersama. Ketua harus mampu memimpin dan mengarahkan anggotanya serta ikut berproses demi tercapainya tujuan kelompok. Sebaliknya, anggota harus mampu percaya kepada pemimpinnya.

Di pos 2, peserta bermain games crazy frame. Dalam permainan ini, setiap kelompok ditantang untuk mampu menurunkan frame dari setinggi dada sampai setinggi lutut menggunakan kedua jari telunjuknya secara berkelompok. Dimana kedua jari tekunjuk tersebut harus selalu menempel pada frame, apabila terdapat peserta yang telunjuknya terlepas dari frame, maka permainan diulang dari titik awal. Permainan ini bertujuan agar setiap kelompok mampu bekerja sama untuk menyelesaikan tantangan tersebut melalui komunikasi yang baik antar anggota. Setiap anggota tim harus saling menekan ego masing-masing dan mengedepankan kepentingan kelompok. Ketua juga harus mampu mendengarkan pendapat dari setiap anggotanya serta memberikan apresiasi pada semua proses yang telah dilalui.

Di pos 3, peserta akan menonton video terkait dengan self-leadership. Dalam pos ini, panitia telah menyiapkan dua video yang harus ditonton dan diambil inti pembelajarannya. Pos ini bertujuan untuk menyadarkan peserta bahwa sebelum mereka mampu memimpin orang lain, langkah awal yang terpenting adalah mampu memimpin diri sendiri terlebih dahulu. Dalam video pertama, dapat diambil pembelajaran bahwa jangan membatasi diri untuk terus berkembang dan terus memperbaiki diri. Sebab yang mampu untuk mengubah diri kita adalah diri kita sendiri, bukan orang lain. Dalam video kedua, dapat diambil pembelajaran bahwa jangan takut dan jangan ragu untuk mewujudkan mimpi.

Sama seperti beberapa sesi sebelumnya, Sunday Gathering ini menggunakan metode experiential learning, dimana beswan akan mengalami atau mendapatkan pengalaman awal terlebih dahulu mengenai materi yang dimaksud, lalu dilanjutkan dengan sesi sharing, pemaknaan dan penjelasan materi tambahan dari fasilitator dan pemateri. Vaisha Adhim Nazalia, salah satu peserta Sunday Gathering menuturkan perasaannya, ”Saya mulai menyadari bahwa kita semua adalah pemimpin, mulailah memimpin diri sendiri sebelum memimpin orang lain, dan yakinlah pada diri sendiri bahwa kita mempunyai kemampuan untuk mencapai sesuatu yang dituju jika kita berusaha dengan maksimal. Sebab yang bisa mengubah diri kita adalah diri kita sendiri”. Veronika Nafisa Nada, peserta lainnya, juga mengatakan, “Saya mendapakan pengalaman mengenai pemahaman dasar kepemimpinan. Saya menjadi mengerti bahwa saya ternyata adalah pemimpin, kita semua adalah pemimpin.” Seiring dengan pengalaman hidup dan pembelajaran, fungsi dari kepemimpinan kita akan selalu diuji. (IP)