Berita

Remaja Kaliurang

Kegiatan remaja di Kaliurang untuk saat ini masih sangat terbatas. Hal ini tentunya berdampak pada kebutuhan penyaluran aspirasi dan juga kemampuan mereka. Pertemuan rutin remaja masih belum bisa diadakan, kegiatan masyarakat masih terbatas, kondisi pandemi membuat remaja jenuh di rumah, terlebih lagi dengan adanya beban tugas sekolah yang menumpuk dan perhatian dari orang tua yang masih kurang. Pengaruh lingkungan wisata di Kaliurang pun berdampak ke perkembangan emosional para remaja.

Pada awalnya, para remaja di Kaliurang masih malu untuk berkunjung ke CLC Titian Kaliurang. Melihat kondisi yang sudah memungkinkan bagi kami untuk berkegiatan bersama masyarakat, dan tentunya tetap mempraktikkan protokol kesehatan, pada bulan April dan Mei 2021 Titian berdiskusi dengan remaja terkait dengan keberlanjutan rencana hidup mereka setelah lulus SMP, keadaan mereka, dan juga keinginan mereka untuk berkegiatan di CLC Titian. Koordinasi staf Titian dengan tokoh masyarakat menghasilkan beberapa masukan positif mengenai kegiatan yang cocok untuk remaja di Kaliurang, tentunya disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan mereka.

Akhirnya, CLC Titian Kaliurang pun mulai mengerahkan usaha untuk melakukan kegiatan pendampingan terhadap remaja. Pendampingan remaja CLC Kaliurang ini diharapkan dapat dirasakan dampaknya oleh para penerima manfaat. Titian melihat bahwa perbedaan latar belakang sekolah dan kondisi keluarga menjadi kebutuhan lain yang perlu diakomodasi—mereka perlu lebih mengenal satu sama lainnya. Dengan saling mengenal satu dengan yang lain, mereka dapat menjalin kerja sama untuk maju.

Pada tanggal 23 Juni 2021, Titian Kaliurang mengadakan kegiatan dengan remaja RW 13 Ngipiksari. Jumlah peserta yang hadir sebanyak 10 remaja yang dibagi ke dalam 2 kelompok remaja. Mereka terdiri mulai dari kelas 9 SMP sampai 12 SMA. Kegiatan dilakukan terpisah untuk sementara agar kegiatan berjalan efektif dan aman sesuai protokol kesehatan. Mereka saling berkenalan dan berbagi mengenai cita-cita mereka. Hal ini dapat melatih mereka untuk berani berbicara di depan umum dan juga meningkatkan rasa percaya diri. Kemudian, terdapat sesi pemberian materi oleh seorang voluntir bernama Suci mengenai Mindfulness agar para peserta bisa merasa lebih tenang dan fokus.

Sesi ini dilanjutkan dengan dibuatnya tiga kelompok, masing-masing tiga orang. Mereka diminta membuat gambar sesuai dengan hal-hal yang dirasakan pada saat itu dan setelah selesai mereka menceritakan hasil gambar tersebut kepada teman-temannya. Setelahnya, Dwi Ayu Pratiwi memberikan materi terkait dengan bagaimana cara untuk menumbuhkan percaya diri remaja. Peserta sangat antusias dan menikmati jalannya kegiatan. Kegiatan akan dilakukan lagi di bulan Juli, tentunya dengan topik dan metode yang berbeda. Menyadari bahwa masa remaja adalah masa krusial untuk perkembangan dan peningkatan keterampilan dan juga pengetahuan, kegiatan remaja seperti ini memang selalu dibutuhkan.