Berita

Literasi adalah Jawabannya

Miskin harta itu tidak menyenangkan, namun ada hal yang jauh lebih tidak menyenangkan, yaitu miskin ilmu. Tidak hanya pengetahuan saja yang terbatas, miskin ilmu juga mampu menyempitkan kesempatan akan banyak hal. UNESCO dalam webnya mengungkapkan bahwa literasi mampu membuat manusia jadi lebih berdaya, menjadikan mereka mampu berpartisipasi di tengah masyarakat dan berperan dalam menghasilkan kehidupan yang layak. Namun, sayangnya beberapa penelitian menunjukkan hasil yang kurang menyenangkan, bahwa tingkat literasi di Indonesia masihlah rendah.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh PISA, Program for International Assessment, Indonesia menduduki peringkat 62 dari 70 negara dengan Sains, Matematika, dan Membaca sebagai materi yang diuji. Lebih buruk lagi, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh CCSU (Central Connecticut State University) dari 61 negara yang ikut berpartisipasi dalam penelitian ini, Indonesia berada pada urutan kedua terakhir, yaitu peringkat ke-60 dari 61 negara dengan lima indikator penilaian kesehatan literasi: perpustakaan, surat kabar, pendidikan, dan ketersediaan komputer. Unggul satu tingkat dari Bostwana. Apakah hal ini buruk? Bisa jadi iya, mengingat literasi memegang peran penting dalam kehidupan manusia. Maka dari itu, CLC Titian Foundation Bayat turut serta berperan dalam meningkatkan kualitas literasi masyarakat sekitar.

Perpustakaan merupakan salah satu fasilitas penting yang disediakan oleh Titian. Empat ribu lebih koleksi buku yang bervariasi membuat aktivitas baca menjadi hal yang sangat menyenangkan untuk dilakukan, baik untuk anak usia dini hingga usia dewasa. Perpustakaan Titian menjadi suaka di mana masyarakat bisa meninggalkan penat hidupnya sejenak. Petualangan dan pengalaman yang tertuang dalam berbagai kisah pada lembar halaman buku rupanya mampu menjadi sebuah cerita yang sangat menarik dan memotivasi untuk dinikmati. Sehingga, jika ada guru yang berkata, “Siswa-siswi kami tidak suka membaca,” maka masalahnya bisa jadi bukan pada siswa, melainkan kurang adanya edukasi terkait pentingnya membaca, kurangnya varian buku atau waktu yang tersedia. Selain itu, melalui berbagai program bertemakan literasi, kami pun terus ikut serta mengajak masyarakat memperbaiki kualitas baca seperti gemar baca, bedah buku, kunjungan sekolah, lokakarya dan program-program lainnya.

Berbagai program guna memperbaiki kualitas baca dilakukan agar masyarakat mampu memahami bacaan lebih dalam lagi, sehingga membaca tidak hanya menjadi aktivitas menghibur diri atau sekedar mengisi waktu luang, tetapi sebagai proses belajar, mengenal diri, mengembangkan diri dan memperluas pola pikir. Bedah buku dan Program Literasi menjadi dua program yang sangat dinantikan pesertanya. Keduanya sama-sama bergerak di bidang pengayaan kemampuan membaca, seperti memahami lebih jauh sebuah buku atau membedah makna serta nilai yang terkandung dalam bacaan secara bersama. Bedah buku diikuti oleh usia remaja atau dewasa awal dan Program Literasi diikuti oleh pelajar SD atau bahkan TK. Program ini menjadi sangat bermanfaat karena disinilah kami bersama-sama saling mendiskusikan apa yang dibaca untuk dipahami, diambil nilainya dan diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari.

Tidak hanya itu saja, berbagai kelas dan lokakarya yang mendukung pun diadakan. Jika selama ini gerakan literasi berfokus pada usia pelajar, CLC Titian terus berusaha menjangkau para orang tua juga pendidik melalui lokakarya. Sehingga, gerakan literasi tidak saja bergerak di area sekolah ataupun CLC Titian saja, melainkan juga dari rumah bersama orang tua. Lebih dari itu, untuk menunjang kebutuhan masyarakat akan melestarikan budaya, ilmu baru, dan teknologi, berbagai kelas seperti Kelas Komputer, tari, batik dan crafting pun dihadirkan guna mejadi salah satu wadah belajar masyarakat dengan tutor kompeten dan biaya administrasi yang sangat terjangkau. (Damarjati, 2019)

Pada saat ini, di masa pandemi, memang banyak program yang tidak terlaksana, namun itu menjadi sebuah tantangan baru bagi kami para pegiat CLC Titian Bayat untuk terus memanfaatkan kondisi dan fasilitas yang ada sehingga kami bisa terus berperan dalam memfasilitasi pendidikan masyarakat Bayat dan sekitarnya dalam belajar, bereksplorasi, dan berkreativitas. Seperti kata Tiza, salah satu pengunjung CLC Titian Bayat, bahwa CLC Titian menjadi wadah untuk bertumbuh menjadi surga bagi para pembelajar. Sebagai penutup, “Literacy is the answer,” ungkap John Trischitti, dan kami berharap CLC Titian Bayat dapat menjadi jawaban bagi keresahan dan kebutuhan masyarakat akan banyak hal. (NL)

Referensi:
Damarjati, Danu. (2019, Januari 05). Benarkah Minat Baca Orang Indonesia Serendah Ini?. DetikNews. Diakses pada 11 November 2020, dari https://news.detik.com/berita/d-4371993/benarkah-minat-baca-orang-indonesia-serendah-ini
https://en.unesco.org/themes/literacy