Perasaan, pikiran, dan rintangan asing muncul di dalam diri kita di tengah pandemi saat ini. Bukan hanya tidak nyaman saja, tapi juga luar biasa asing. Dampak virus Corona jelas berdampak pada banyak sektor. Hal ini juga mempengaruhi bagaimana LSM di seluruh dunia beroperasi. Titian tidak terkecuali. Namun, sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat untuk pendidikan dan pengembangan masyarakat yang berkomitmen, Titian berupaya untuk terus memberdayakan masyarakat di Bayat, Tangerang Selatan, Kaliurang, dan Lombok, meski kami sudah terbiasa berinteraksi dengan masyarakat secara tatap muka. Sebagian besar kegiatan kami dilakukan dengan cara itu selama bertahun-tahun; misalnya, saat Sunday Gathering dimana penerima Beasiswa Titian mendapatkan sesi presentasi mengenai pembelajaran hidup dan juga motivasi, sesi parenting, dan kami juga terbiasa untuk berinteraksi dengan banyak anak di sekitar komunitas dimana CLC kami berada.
Bagaimanapun, saat ini masyarakat dunia sedang belajar dan mencoba mencari tahu bagaimana cara untuk menghadapi masalah ini, begitu pula kami sebagai LSM. Misi penting Titian adalah menginspirasi masa depan yang lebih cerah dengan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat. Titian telah menerapkan protokol yang ketat untuk memastikan staf, siswa, dan masyarakat sekitar tetap aman selama pandemi saat ini. CLC Titian terbuka hanya untuk Program Beasiswa dan berencana untuk dibuka secara terbatas untuk penerima beasiswa. Belajar di rumah akan dilangsungkan untuk semester baru (mulai 13 Juli), dan kami akan terbuka untuk siswa kami yang membutuhkan bantuan dalam mengerjakan tugas sekolah mereka dengan menggunakan komputer CLC dan Wi-Fi kami. Titian juga mengadakan sesi dan kelas online untuk masyarakat sekitar, seperti literasi keuangan dan Klub Bahasa Inggris.
Staf Titian memberlakukan protokol kebersihan yang ketat, social distancing, mewajibkan pemakaian masker, serta membatasi jumlah orang yang berkumpul pada waktu tertentu di setiap CLC. Kami akan merombak perpustakaan kami untuk mengakomodasi kebutuhan siswa akan bahan referensi akademik untuk Kelas 10 hingga 12, oleh karena itu donasi buku dan komputer akan sangat berarti bagi kami.
Di Bayat, staf Titian telah melakukan beberapa diskusi buku, beberapa kegiatan kerajinan tangan yang selaras dengan misi go-green mereka, serta mendongeng dengan menggunakan kerajinan tangan yang mereka buat. Di Tangerang Selatan, mereka telah membuat pergerakan kecil yang dapat dilakukan oleh para penerima beasiswa di rumahnya masing-masing yang dinamakan pergerakan ‘Berdampak Baik’. Meskipun dilakukan di rumah, mereka mencoba memberikan pengaruh yang baik dengan melakukan hal-hal sederhana, seperti pekerjaan rumah tambahan. Para beswan menjadi sadar dan belajar bahwa sikap berbuat baik sebesar apapun itu penting. Dalam pelaksanaannya, platform digital seperti Instagram telah memainkan peran penting dalam menghubungkan staf Titian dengan para beswan.
Titian Kaliurang pun masih menyediakan fasilitas peminjaman buku dengan beberapa protokol yang ketat seperti halnya di CLC lainnya. Pengunjung harus membuat janji terlebih dahulu dengan staf CLC sebelum mereka pergi berkunjung ke CLC. Banyaknya kunjungan yang tetap disupervisi ini menunjukkan bahwa masyarakat di sekitar CLC Titian masih merasa butuh mengisi diri dengan berbagai aktivitas intelektual. Terakhir, di Titian Lombok, para siswa Beasiswa Titian menjadi relawan di rumahnya masing-masing dengan membantu adik-adiknya belajar, menggambar, dan mengerjakan tugas. Staf Titian Lombok juga membagikan masker gratis dan membersihkan CLC secara menyeluruh.
Kami selalu melakukan yang terbaik dalam membantu masyarakat sekitar untuk terus mengembangkan keterampilan dan menambah pengetahuan mereka terlepas dari situasi yang kita semua hadapi saat ini. Dunia mungkin berubah; dan sebenarnya, dunia akan selalu berubah. Meski demikian, kami akan selalu berkomitmen untuk melakukan yang terbaik dalam menyediakan fasilitas pendidikan bagi masyarakat di Indonesia. (SK)