Berita

Titian Bayat and Tangsel SEND-OFF 2020: Meniti Mimpi, Membangun Makna

Tepat tiga tahun yang lalu, Titianers Generasi 10 Bayat menjalankan sebuah kegiatan yang cukup asing bagi mereka: Masa Orientasi Beasiswa (MOB). Di saat yang sama, Titian membuka kesempatan beasiswa untuk anak-anak Tangerang Selatan. Anak-anak Bayat maupun Tangerang Selatan tersebut belum begitu paham apa itu Titian dan belum begitu mengerti mengapa tempat itu, CLC Titian Bayat dan CLC Tangerang Selatan, dapat memberikannya beasiswa dan pendampingan. Hari itu, mereka mulai mempelajari Titian.

Kegiatan MOB di Bayat tiga tahun yang lalu bertemakan “Hidup Hanya Sekali, Hiduplah Berarti”. Mereka melakukan banyak kegiatan menyenangkan dan juga mendapatkan teman baru dari sekolah lain. Tiga tahun setelahnya, yaitu di tahun 2020 ini, mereka mendapatkan tema “Meniti Mimpi, Membangun Makna” untuk acara pelepasan (send-off) mereka, membuat generasi ini seolah diingatkan kembali mengenai pentingnya pemaknaan atas kehidupan mereka masing-masing. Banyak makna yang mulai ditelusuri oleh mereka saat masa pendampingan Titian, karena di Titian-lah mereka mendapatkan pendidikan mengenai kehidupan itu sendiri—mulai dari mengeksplorasi masalah pentingnya kepemimpinan, manajemen waktu, hingga komunikasi—hal-hal yang mungkin tidak pernah ataupun jarang diajarkan di sekolah formal. Peran pendampingan ini sungguh krusial bagi perkembangan diri para beswan. Tiga tahun bersama Titian membuat mereka cukup kuat dan mempunyai bekal untuk menghadapi kompleksitas dalam kehidupan.

Meniti mimpi pun merupakan sesuatu yang baru saja dimulai oleh para Titianers yang baru saja lulus ini. Berhadapan dengan dunia yang lebih terasa nyata, mereka kelak akan mulai terbiasa dengan melihat, mendengar, dan merasakan hal-hal yang sebelumnya tidak pernah mereka alami di bangku sekolah. Semua pelajaran berkaitan dengan keterampilan kehidupan yang telah didapatkan di Titian selama tiga tahun akan mereka aplikasikan segera di dunia yang baru, dan mereka akan segera merancang mimpinya sendiri—entah itu dalam bentuk tujuan hidup, target kebahagiaan, perkembangan diri, gol dalam karir, dan lainnya.

Biasanya, Titian menyelenggarakan send-off secara berkumpul bersama seperti acara pelepasan pada umumnya, namun situasi pandemi di tahun ini membuat Titian harus melakukan send-off dengan dengan cara merekam penggalan video di lokasi masing-masing dan menjadikannya sebuah video yang solid. Para staf, beswan, dan semua pihak yang terlibat bekerja sama dengan baik untuk membuat video tersebut. Konsepnya betul-betul seperti sebuah acara pelepasan; tidak hanya para beswan saja, tapi Ibu Lily Kasoem, Ibu Roosniati Salihin, kakak-kakak pendamping, dan perwakilan orang tua beswan pun memberikan pesan dan kesannya melalui video. Pembuatan video ini juga melibatkan Edo dari Generasi 1 Bayat untuk proses penyuntingan.

Di awal video send-off tersebut, Doni dari Generasi 11 dan Faustina dari Generasi 12 sebagai MC menyampaikan sambutan dengan memberikan semangat, kemudian Ibu Febriana selaku manajer program Titian beserta para staf Titian Bayat tampil di video tersebut. Ibu Febriana mengatakan bahwa perubahan adalah ciri dari sebuah pertumbuhan. Sesuai dengan tema pelepasan tahun ini, Ibu Febriana juga berpesan agar anak-anak Titian selalu mampu memberikan makna pada segala hal.

Setelahnya, Ibu Lily berkata bahwa inilah saatnya para Titianers yang baru lulus untuk meniti tujuan mereka. Mereka pun diingatkan kembali untuk tetap bekerja keras dan menjadi individu yang sukses dalam menentukan pilihan hidupnya sendiri. Bu Roosniati menyampaikan bahwa apapun yang anak-anak pilih, Titian akan selalu mendukung mereka. “Bertekadlah untuk menjadi sukses, jangan menyerah pada takdir,” ujarnya di video send-off tersebut. Pesan-pesan pun disampaikan oleh para kakak pendamping Titian, Timo dan Khoyr. Mereka bangga akan perkembangan yang dialami oleh para beswan dan berharap ilmu yang mereka dapatkan di sekolah maupun di Titian akan berguna di masa yang akan datang. Setelah itu, perwakilan orang tua beswan, Bapak Chasan Yasin dari Bayat dan Ibu Sriatin dari Tangsel, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Titian. Tak lupa, perwakilan beswan dari Bayat maupun Tangsel pun menyampaikan isi hati mereka. “Titian itu hebat. Selain mengajarkan saya mengenai kedisiplinan dan kekeluargaan, Titian juga mengajarkan saya mengenai toleransi satu sama lain. Saya suka itu,” Rega Nanda Pratama menyampaikannya dengan intonasi yang lugas. Perwakilan dari Tangsel, Mela Oktafiani, berkata bahwa Titian membuat dirinya menjadi orang yang lebih terbuka dan percaya diri.

Pada akhirnya, seluruh beswan diberikan kesempatan untuk mendeskripsikan Titian dengan menyampaikan beberapa patah kata. Puluhan beswan menyampaikan kata-kata pilihan masing-masing mengenai Titian, mulai dari ‘harapan’, ‘sumber ilmu’, ‘sahabat’, ‘penerang mimpi’, hingga ‘pembawa perubahan’, dan masih banyak kata lainnya. Video diakhiri oleh penampilan musik akustik nan mempesona dari dua Titianers, yaitu Ilham dan Aditya dari Generasi 10. Selamat jalan untuk meniti mimpi dan membangun makna dalam hidupmu, Titianers! (SK)