Berita

Titianers, Love All

Minggu, 3 November 2019 hari bersejarah untuk penerima beasiswa akitf dan alumni Titian Foundation di Bayat. Ya, hampir semua anak beasiswa Titian Foundation baru pertama kali ini menginjakkan kaki di Yogyakarta dan nonton di bioskop. Seminggu sebelum acara nonton bareng (nobar) untuk penerima manfaat Bayat, penerima manfaat Program Beasiswa Titian di lokasi lain, Tangerang Selatan dan juga alumni Titian yang bekerja di Jakarta turut diundang untuk menonton film tersebut.

Acara nobar ini disponsori oleh ibu Lindra Widjojo sehingga kami bisa melihat perjalanan seorang gadis berbakat besar di badminton bernama Susi Susanti dari kota kecil Tasikmalaya hingga ia memperoleh pengakuan dunia sebagai peraih medali emas Olimpiade pertama untuk Indonesia tahun 1992, dengan harapan dapat mengilhami siswa tentang pentingnya kerja keras dan tekat kuat. Perlu empat bus untuk membawa semua siswa ke Yogya dan perjalanan ini begitu menyenangkan, karena mereka banyak bertanya tentang nama-nama gedung tinggi di Yogya dan segala kehebohan ketika masuk ke studio.

Studio paling besar yang direservasikan untuk Titian dengan kapasitas 293 kursi dipenuhi oleh anak beasiswa Titian dan alumni. Raut bahagia dan bingung terpancar diwajah mereka, untuk pertama kali nya mereka menginjakkan kaki didalam studio Bioskop, saling membantu membagikan Tiket dan mencari nomor kursi menjadi pengalaman seru bagi mereka.

Acara Nonton dimulai dengan pembukaan dari MC dan kita bermain kuis terlebih dahulu untuk Ice breaking bagi anak-anak. Pukul 14.00 WIB film mulai diputar dan siswa begitu antusias di setiap adegan film tersebut. Ada satu dialog dalam film yang memberikan kesan mendalam di benak siswa. Dialog antara Susi dengan ayahnya di dalam bis di mana Susi bertanya makna dari istilah bulutangkis “love all”. Meskipun secara teknis artinya skor 0-0, ayahnya memberikan makna lebih, yaitu mencintai semua aspek didalamnya, tidak hanya permainan bulu tangkisnya saja, tetapi juga mencintai lawan main, penonton dan yang paling penting adalah mencintai diri sendiri. Love All, menjadi istilah yang akhir-akhir ini sering diucapkan oleh anak beasiswa Titian.

Seusai menonton Film Susi Susanti ini, anak-anak memiliki kesempatan untuk mengikuti lomba review/kesan yang diadakan oleh Titian. Siswa harus menuliskan kesan dan pelajaran yang didapatkan dari film tersebut, lalu di posting di media sosial. Dari 200 anak beasiswa Titian yang mengikuti terpilih lah 15 anak sebagai pemenangnya.

Salah satu anak beasiswa Titian Generasi 11, Wulan Fitriana menuliskan “Rasa Nasionalismenya yang tinggi menyadarkan saya bahwa rasa dan usaha keduanya saling berhubungan erat. Karena usaha tanpa rasa nasionalisme semua tidak akan memiliki arti. Sedangkan, Nasionalisme tanpa usaha selamanya tak akan pernah memajukan negara!! Kita sebagai generasi muda hendaknya bisa menjadikan Susi Susanti sebagai contoh agar bisa menjadi remaja yang tahan banting dan mampu bertahan dalam situasi apapun.”

Senada dengan Wulan, Nisa Salma dari Generasi 12 juga menuliskan kesan terkait film Susi Susanti “Film ini sangat menginspirasi buat saya. Kisah perjuangannya dari nol hingga mempunyai nama besar. Istilah “Love all” mempunyai makna cinta dalam segala aspek kehidupan, tidak hanya pasangan. Banyak makna yang bisa saya petik dari film tersebut, salah satunya adalah untuk tetap mencintai Indonesia dimanapun dan bagaimanapun kondisinya, dan ikut berkontribusi untuk memajukan negara Indonesia dengan pantang menyerah dan memiliki disiplin yang tinggi seperti yang dimiliki Susi Susanti.”

Banyak hal yang didapatkan anak beasiswa Titian dari Film Susi Susanti, tetapi yang paling menggerakkan sanubari siswa adalah jiwa nasionalisme dan rasa pantang menyerah yang tinggi seperti Susi Susanti. (NF)