Artikel terbaru yang dimuat di Kompas, 28 November 2017, menyentuh salah satu sendi utama Titian, yaitu Program Peningkatan Kualitas Guru (TQI).
Artikel tersebut mengupas tentang masih banyaknya tantangan dalam meningkatkan mutu dan kapasitas guru. Di satu sisi Pemerintah menerapkan sertifikasi sebagai cara, namun kenyataannya hanya menyentuh sisi kognitif guru, padahal kapasitas guru mencakup lebih luas: keterampilan, kreativitas, inovasi, kepribadian dan keteladan, seperti yang dijelaskan oleh Dr. Alwen Bentri, M.Pd, Dekan Fakultas Pendidikan dari Universitas Negeri Padang.
Alwen lebih jauh menjelaskan bahwa pelatihan guru yang diterapkan oleh Pemerintah tidak berkelanjutan. Tidak ada kegiatan lain setelah pelatihan selesai, apalagi evaluasi untuk mengukur dampak terhadap kognitif, mentalitas dan perilaku mereka.
Di Titian, pelatihan TQI dilakukan selama dua minggu dalam pengasingan. TQI bertujuan untuk meningkatkan keterampilan pedagogi, sosial dan kepribadian guru. Di sini, guru diperkenalkan cara belajar yang menyenangkan, menggunakan kreativitas dan permainan dan juga memberi pandangan baru tentang profesi mulia mereka.
Namun, perbedaan utama dari TQI Titian adalah masa pendampingan selama tiga bulan yang diterapkan setelah pelatihan selesai. Pertemuan berkala dengan guru peserta berfungsi untuk memastikan penerapannya dan media untuk berbagi cerita sukses dan mencari solusi untuk mengatasi hambatan mereka. Kegiatan pendampingan inilah cara Titian menjawab masalah keberlanjutan.
Tanggapan yang kami terima dari alumni TQI kebanyakan pun menggembirakan. Perubahan paling mencolok adalah hubungan antara guru dengan siswa dan tingkat presensi siswa, dan sebagai imbasnya nilai akademis siswa dan peringkat sekolah terjadi peningkatan. Hal ini dapat dicapai karena “revolusi” yang dilakukan oleh guru dalam mengajar dan cara pendekatan mereka terhadap siswa.
Saat ini, TQI telah memberi manfaat kepada lebih dari 1.800 guru di 562 sekolah di daerah Yogyakarta dan Klaten sejak Program ini bergulir di tahun 2010. Sebuah kontribusi yang kecil, dan oleh sebab itu Titian berharap dapat menyebarkan manfaat ini kepada lebih banyak guru lagi di Indonesia.