Pada hari Kamis, 10 Maret 2011, Panin Bank dan Titian Foundation meluncurkan buku seni berjudul Teknik dan Ragam Hias Batik Yogya & Solo, dalam suasana yang “sangat Indonesia” di Palalada Restaurant, Grand Indonesia, Jakarta. Buku tersebut secara resmi diluncurkan oleh Sri Soedewi Samsi sebagai penulis, bersama Roosniati Salihin dari Panin Bank dan Lily Kasoem dari Titian Foundation. Buku ini berisi berbagai teknik pembuatan batik, mulai dari pemilihan bahan hingga proses pewarnaan, juga termasuk keragaman pola batik tradisional, serta menampilkan koleksi batik Yogyakarta dan Solo. Tujuan penerbitan buku ini adalah untuk memperkenalkan dan melestarikan warisan budaya luhur bangsa kita kepada generasi muda agar mencintai budaya sendiri.
Buku Teknik dan Ragam Hias Batik Yogya & Solo terbilang unik, karena kebanyakan buku batik lainnya hanya menampilkan kain batik yang sudah jadi, sementara buku ini menampilkan pola-pola batik tradisional asli dari pusat kebudayaan Jawa di Yogyakarta dan Solo. Penulis buku ini, Ir. Sri Soedewi Samsi, telah mengumpulkan pola-pola tradisional dari desa-desa di kedua kota tersebut selama lebih dari 30 tahun. Selama menjadi kepala Departemen Penelitian dan Pengembangan Batik dan Kerajinan Industri pada tahun 70-an, Beliau berkeliling dari desa ke desa untuk mengumpulkan pola batik tradisional dari masing-masing desa. Sebagian besar dari penemuan itu, tentu saja, adalah dalam bentuk kain atau selendang batik. Dalam pengawasan dan bimbingan intensif Ibu Dewi, seorang seniman batik profesional ditugaskan untuk menggambar ulang kain dan selendang batik itu menjadi pola-pola yang siap digunakan.
Buku setebal hampir 600 halaman ini dibagi menjadi dua bagian. Di Bagian Satu, Ibu Dewi menjelaskan aspek teknis batik dan proses pembuatan batik, mulai dari peralatan, metode pewarnaan, serta komponen kimianya. Selain itu disampaikan pula sejarah singkat batik. Di Bagian Kedua, yang merupakan bagian utama buku ini, digambarkan hampir 400 pola batik tradisional yang ditemukan di sekitar Yogyakarta dan Solo. Ibu Dewi telah memilihnya dengan cermat, dan mengelompokkannya menjadi dua pola utama, yakni pola geometris dan nongeometris. Seluruh pola tersebut digambar dalam ukuran sebenarnya sehingga para seniman batik dapat mengaplikasikannya langsung ke kain putih dan mulai membatik.